Konsultasi Regional Bukan Sekedar Proses Rutin, Tapi Forum Koordinasi yang Efektif
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggelar Konsultasi Regional (Konreg) di
Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), 18-20 Februari. Konreg yang kedua ini untuk wilayah Nusa
Tenggara, Maluku, dan Papua.
Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Prof. Anita Firmanti menyatakan Konreg bukan sekedar proses
rutin pemrograman, tapi forum konsultasi dan koordinasi yang efektif, karena melibatkan stakeholder
baik dari Pusat maupun Daerah untuk mendukung upaya Kementerian PUPR dalam pembangunan infrastruktur
dengan pendekatan teknokratik dan kewilayahan untuk mencapai target pembangunan yang tepat sasaran.
“Saya berharap semua hasil Konreg dapat bermanfaat bagi kemajuan pembangunan infrastruktur untuk
kemajuan bangsa di masa datang. Anita saat memberi kata sambutan mewakili Menteri PUPR Basuki
Hadimuljono pada pembukaan Konreg di Labuan Bajo, Selasa (18/2) malam.
Perhatian pemerintah sangat tinggi dalam membangun kawasan Indonesia timur termasuk wilayah Nusa
Tenggara, Maluku, dan Papua. Dipilihnya Ibu Kota Negara yang baru di Kalimantan Timur, dimaksudkan
untuk membangun di kawasan itu lebih cepat lagi.
“Pembangunan Indonesia timur yang ditekankan pemerintah. Mari bekerjasama untuk mewujudkan
keinginan bersama meningkatkan kesejahteran masyarakat. Indonesia timur sangat eksotik dan memiliki
daya tarik seperti kawasan pariwisata,” ujarnya.
Ada tujuh agenda pembangunan prioritas RPJMN 2020-2024. Dua diantaranya yang berhubungan dengan
Kementerian PUPR, yakni Prioritas Nasional 2 berupa mengembangkan wilayah untuk mengurangi
kesenjangan dan menjamin pemerataan. Kemudian ada Prioritas Nasional 5 yakni memperkuat
infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar.
Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Hadi Sucahyono saat memberikan paparan
mengatakan arah kebijakan pembangunan wilayah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2020 untuk Kepulauan Nusa Tenggara antara lain optimalisasi keunggulan wilayah dalam perikanan,
perkebunan, peternakan, pertambangan, dan pariwisata.
Untuk Provinsi Maluku arah kebijakan pembangunannya seperti mendorong transformasi ekonomi melalui
percepatan pembangunan perekonomian berbasis maritim (kelautan), pengembangan industri pengolahan
hasil perkebunan dan hasil nikel dan tembaga, gas, dan pengembangan pariwisata. Sedangkan untuk
Provinsi Papua arah kebijakannya antara lain Otonomi Khusus Papua dan Papua Barat berlandaskan
pendekatan budaya berbasis ekologis dan wilayah adat.
Pembangunan infrastruktur PUPR tahun 2021 dilakukan berdasarkan perencanaan keterpaduan pembangunan
infrastruktur PUPR berbasis pengembangan wilayah dan penataan ruang. “Selain itu juga memperhatikan
arahan Agenda Pembangunan Global dan memperhatikan potensi daya dukung wilayah yang tangguh terhadap
bencana,” tutur Hadi.
Sementara itu, Kepala Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR, BPIW, Iwan
Nurwanto selaku ketua panitia memberikan laporan kegiatan. Menurut Iwan salah satu tujuan Konreg
tahun ini adalah menyusun program 2021 yang akurat, terpadu, dan dapat dilaksanakan sesuai readiness
criteria dalam rangka memantapkan ketahanan pangan, sumber daya air, dan energi.
Sambutan lain juga disampaikan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Provinsi NTT Semuel
Rebo. Rebo mengatakan Pemda NTT menyambut baik kegiatan tersebut mengingat Provinsi NTT masih
dihadapkan pada masalah pembangunan infrastruktur. Ia berharap Konreg dapat menghasilkan
program-program yang menunjang pembangunan infrastruktur di daerahnya dan daerah lain terutama di
kawasan timur Indonesia.
Sedangkan Direktur Pengairan dan Irigasi Bappenas Abdul Malik Sadat Idris saat memberi paparan
menyatakan bahwa ada beberapa Proyek Prioritas Strategis (Major Project) Infrastruktur di Kepulauan
Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara untuk periode 2020 -2024. Salah satu diantaranya adalah 10
Destinasi Pariwisata Prioritas. Dari Destinasi Pariwisata Prioritas tersebut ada di Labuan Bajo,
Lombok-Mandalika, Raja Ampat, dan Morotai.
Kepala Bidang Pekerjaan Umum Direktorat SUPD II Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Nyimas Dwi
Karyati menegaskan Kemendagri mendorong Pemda untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dan
mendorong Pemda mensikronkan program priotas nasional. Sedangkan Inspektur IV, Inspektorat Jenderal
(Itjen) Kementerian PUPR Ignatius Wing Kusbimanto saat memberikan paparannya menyatakan Itjen
berperan untuk mengawal keterpaduan pembangunan kawasan dengan pembangunan infrastruktur sektor
PUPR. Ia berharap pelaksanaan program infrastruktur berjalan sesuai aturan yang berlaku.
Peserta Konreg tahun ini terdiri dari Bappeda Provinsi, Dinas Bidang PUPR (Dinas Kebinamargaan
Provinsi, Dinas Keciptakaryaan Provinsi, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air SDA / Pengairan Provinsi,
dan Dinas Terkait Perumahan Provinsi), dan Balai di Lingkungan SDA (Balai Besar Wilayah Sungai).
Peserta lainnya adalah dari unsur Balai dan Satker di Lingkungan Kementerian PUPR dan peserta yang
mewakili Unit Organisasi/ Ditjen Kementerian PUPR (Hen/Ind/Ris).